Description

Gereja Pniel yang terletak di Jalan Samanhudi, Pasar Baru, Jakarta Pusat, termasuk salah satu gereja kuno di Jakarta. Awalnya hanya sebuah kapel kecil di daerah Pintu Besi yang dibangun pada tahun 1856 atas dukungan dana Pendeta J.F.G. Brumund. Gereja kecil ini dikenal dengan nama Gereja Ayam atau Haantjeskerk, karena ada hiasan seekor ayam jago di atas menara yang dipasang untuk menunjukkan arah angin.

Jemaatnya didominasi oleh orang pribumi sehingga khotbah ibadah disampaikan dalam bahasa Melayu dan Belanda. Seiring bertambahnya jemaat dan pemanfaatan gedung sebagai penampungan para jompo, kapasitas kapel pun tak lagi memadai, maka dibangunlah gereja baru dengan menghilangkan bentuk kapel seluruhnya. Pembangunan gereja baru di tahun 1913 diprakarsai oleh Kerkeraad (Dewan Gereja) yang sejak awal sudah terkendala masalah dana. J. Dinger kemudian memberikan suntikan dana hingga pekerjaan bisa dimulai.

Bangunan gereja dua lantai ini berorientasi barat laut-tenggara. Lantai pertama terdiri dari (1) ruang menara di sudut kiri dan kanan yang mengapit ruang serambi di area depan gereja, (2) ruang jemaat, (3) ruang konsistori (persiapan), dan (4) ruang ganti pendeta. Ruang jemaat berdenah persegi panjang dengan areal yang lebih luas dibandingkan ruang lainnya. Lantai kedua terdiri dari balkon di bagian depan dan belakang bangunan.

Dinding bagian depan gereja dibentuk oleh tiga unit bangunan yang menyatu, terdiri dari dua menara kembar yang mengapit bangunan utama di bagian tengah. Pada dinding bangunan utama terdapat pintu berdaun ganda, yang diapit oleh dua pasang jendela tunggal di sisi kiri dan kanan dengan moulding garis horisontal di bagian bawahnya. Di atas pintu dan jendela terdapat atap tritisan dengan sisi miring. Lalu berturut-turut di atasnya terdapat wheel window (jendela roda), deretan lubang ventilasi, gable dan louver.

Wheel window atau rose window adalah jendela besar yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari seperti roda, selain lingkaran ada juga yang bentuknya menyerupai bunga mawar. Louver/louvre/lantern adalah kontruksi penutup atap yang biasanya berbentuk dome atau menara kecil. Pada dinding menara bagian bawah terdapat pintu dengan ambang berbentuk lengkung, yang dipertegas dengan dekoratif moulding garis lengkung, dan di ke-4 sudut menara terdapat kolom yang menyatu dengan dinding. Di atas pintu berturut-turut hingga ke atas terdapat sepasang jendela tunggal dengan mouding horisontal di bagian bawah, satu jendela tunggal dengan dekoratif yang sama di bagian atas dan bawah, dua deret lubang ventilasi, jam, serta paduan moulding lengkung dan horisontal.

Jam digital terdapat di semua sisi menara, sehingga terlihat dari segala arah pada masanya, dimana bangunan tinggi belum banyak seperti sekarang. Atap bangunan utama dan menara berbentuk limasan, sedangkan bagian belakang berbentuk pelana dengan kemiringan atap curam. Puncak atap bangunan utama terdapat hiasan berbentuk ayam jantan yang berfungsi sebagai penunjuk arah angin.

Dinding bangunan sisi kiri dan kanan mempunyai komposisi yang sama, berupa bangunan utama dengan menara di salah satu sisi. Komponen bangunan pada menara sama dengan dinding menara sisi depan. Penataan komponen dinding bangunan di masing-masing sisi juga sama. Di atas pintu terdapat jendela yang terdiri dari wheel window dipadu deretan jendela yang ambang atasnya berbentuk lengkungan. Wheel window pada dinding samping dikombinasikan dengan dekoratif lengkung serta kaca patri.

Motif kaca patri berupa ayam jantan, perahu, kembang lilin, burung merpati, burung bangau, dan alkitab. Ada satu hiasan kaca patri berbentuk lingkaran bermotif jangkar yang letaknya terpisah. Dinding belakang gereja yang terletak di sisi barat laut tidak memiliki pintu. Di bagian atas dinding terdapat deretan jendela berjumlah 3. Bagian atap berbentuk double gable berupa pelana yang saling menumpuk, dan di bawah gable pertama terdapat lubang ventilasi udara berbentuk persegi panjang.

Di ruang ganti pendeta tersimpan alkitab kuno milik gereja, dan sebuah orgel tua dengan merk Hofberg buatan tahun 1905 yang sudah tidak lagi berfungsi. Batu peringatan pendirian Gereja Pniel terdapat pada dinding ruang peralihan antara serambi dan ruang jemaat. Tulisan pada batu peringatan mencantumkan tahun pembangunan dan arsiteknya. Teksnya sebagai berikut: “Niewue Kerk: Gesticht Door De Evangelische Gemeente To Batavia: Met Hulpe Van Enkele Milde Gevers: Dat Uwe Oogen Open Zijn, Nacht En Dag, Over Dit Huis (I Kon.8, vers 29): Gebouwd In De Jaren Onzes Heeren 1913-1915: Arch. ED. Cuijpers & Hulswit Te Batavia”.

Gereja GPIB Pniel ini dahulu dibangun sebagai simbol perlawanan sosial jemaat gereja yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Kritik ditujukan kepada Gereja Immanuel di kawasan Gambir yang jemaatnya berasal dari kelompok bangsawan dan pegawai-pegawai pemerintah Hindia Belanda. Jemaat Gereja Pniel adalah rakyat biasa dari berbagai etnis seperti Melayu, Tamil, dan Tionghoa. Sedangkan jemaat Gereja Immanuel adalah Gubernur Jenderal dan kalangan atas lainnya.

Video

Gallery

There are no reviews yet.

Be the first to review “GPIB Pniel Jakarta”

Your Rating for this listing
Choose to rate