Description
Dari hamparan pasir hitam mengilap yang terletak sekitar 7 kilometer arah timur kota Ende, ibu kota Kabupaten Ende di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, itu tampak berdiri megah Gunung Meja. Gunung itu disebut meja karena bentuk puncak gunung itu berupa tanah datar, mirip meja.
Bentuk puncak gunung dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu awalnya tidak datar.
Karena gunung itu dinilai mengganggu proses pendaratan dan keberangkatan pesawat dari Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman di Ende—berjarak sekitar 5 kilometer dari Pulau Koa, pemerintah daerah setempat memotong gunung itu sekitar 200 mdpl tahun 1970-an dan dibuang ke dasar laut.
Pulau Koa tidak ada penghuninya. Hanya nelayan memanfaatkan pulau ini untuk menambatkan perahu atau berteduh. Menurut legenda masyarakat setempat, Pulau Koa adalah bagian dari penggalan puncak Gunung Meja, ratusan tahun silam.
Sementara Pulau Ende yang berbentuk sebuah parang terletak sekitar 300 mil dari Ende dipercaya sebagai parang, yang digunakan untuk memenggal Gunung Meja.
Legenda kuno yang beredar luas di kalangan masyarakat Ende menyebutkan, ada tiga orang yang bernama Meja, Iya, dan Wongge. Meja adalah seorang gadis cantik dan berperilaku sopan.
Iya adalah seorang laki-laki kaya yang berperilaku jahat. Sementara Wongge adalah seorang laki-laki miskin, tetapi sopan. Kedua laki-laki ini bersama sejumlah pemuda di wilayah itu memperebutkan Meja.
Namun, Meja lebih mencintai Wongge. Suatu saat Iya datang kepada Meja, menyatakan cintanya, tetapi ditolak. Meja pun dibunuh Iya dengan cara dipenggal kepalanya. Kepala meja kemudian dibuang ke arah timur dan membentuk Pulau Koa.
Saat itu pula datang Wongge ke tempat tersebut. Menyaksikan meja telah dipenggal kepalanya oleh Iya, terjadi pertengkaran antara Iya dan Wongge. Wongge pun berhasil membunuh Iya dengan parang panjang.
Seusai membunuh Iya, parang itu dibuang ke arah selatan, yang saat ini membentuk Pulau Ende, dan memang pulau itu berbentuk seperti sebuah parang panjang.
Legenda ini dipahami masyarakat melalui cerita dari generasi ke generasi. Dari legenda kuno ini muncul sejumlah kreasi seni dan budaya. Misalnya, tarian, teater rakyat, drama, cerita rakyat, dan sejumlah adat istiadat.
There are no reviews yet.