Description
Banyak tempat bersejarah di Jakarta yang jadi saksi bisu perjuangan bangsa merebut kemerdekaan. Salah satunya lewat pertahanan maritim Indonesia.
Kamu bisa menjadi saksi kemahsyuran pertahanan maritim Nusantara di masa lalu dengan mengunjungi Museum Bahari Jakarta.
Selain berisi informasi lengkap sejarah kelautan Indonesia, museum ini menempati bangunan kuno dengan arsitektur Belanda yang indah dan Megah.
1. Dulunya merupakan kompleks gudang penyimpanan VOC
Sebelum difungsikan sebagai museum, kawasan ini merupakan kompleks gudang milik VOC yang dibangun sebagai penyimpanan komoditi utama VOC, seperti rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil. Bangunan tersebut dibagi menjadi dua sisi, yakni gudang sisi barat (Westzijdsche Pakhuizen) dan gudang sisi timur (Oostzijdsche Pakhuizen).
Gudang sisi barat terdiri dari empat bangunan dan tiga di antaranya kini digunakan sebagai museum. Sisi barat adalah area yang pertama kali dibangun bertahap sejak tahun 1652 hingga 1771.
Bangunan yang berdiri tepat di samping muara Sungai Ciliwung ini punya sejarah panjang sebelum diresmikan sebagai Museum Bahari pada 7 Juli 1977.
Dulunya kompleks ini sempat dipakai sarana penyimpanan logistik tentara Jepang saat masa penjajahan mereka pada 1939. Namun setelah Indonesia merdeka, kawasan ini difungsikan sebagai gudang Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Post Telkom Telegram (PTT).
2. Satu-satunya museum maritim dengan koleksi perahu tradisional di Indonesia
Museum Bahari Jakarta punya ratusan koleksi, baik asli maupun replika. Benda-benda tersebut dibagi menjadi tujuh kategori dan ditempatkan dalam ruang berbeda.
Namun, yang paling menonjol dari Museum Bahari adalah kelengkapan koleksi kapalnya. Tempat ini bahkan jadi satu-satunya museum yang punya koleksi perahu dan kapal tradisional dari seluruh wilayah Indonesia.
Kamu bisa menyaksikan 19 koleksi kapal asli dan replika, mulai dari kapal VOC, miniatur kapal layar Batavia dari abad ke-16, kapal Phinisi Nusantara khas rakyat Bugis, kapal Kekaisaran Majapahit, hingga kapal Kerajaan Sriwijaya.
Gak cuma kapal tradisional Indonesia, mereka juga memiliki koleksi kapal dari berbagai negara, seperti Swedia dan Yunani.
Selain itu, kamu bisa melihat benda koleksi TNI AL, maket Pulau Onrust, koleksi kartografi, tokoh-tokoh maritim Nusantara, dan sejarah perjalanan mereka dengan KPM Batavia. Museum Bahari menyimpan informasi mengenai cerita rakyat hingga syair lagu yang sering dinyanyikan nelayan Indonesia zaman dahulu.
Di bagian museum lainnya, kamu akan menemukan koleksi peralatan milik pelaut di masa lalu, seperti teropong, jangkar, navigasi, jangkar, meriam, dan model mercusuar.
Ada pula koleksi yang berhubungan dengan oseanografi biologis, dari karakteristik area laut dan pantai di Indonesia, biota laut, hingga persebaran ikan di Indonesia.
3. Hal seru yang bisa kamu lakukan di sini
Mengenal dan belajar soal sejarah kemaritiman Indonesia bukan satu-satunya hal yang bisa kamu dapatkan di sana. Ada beberapa spot menarik yang bisa kamu temukan untuk berfoto atau sekadar eksplorasi.
Di antaranya seperti menara pengawas yang didirikan Kolonial Belanda, galangan kapal, serta gudang rempah zaman Belanda yang masih kokoh sampai sekarang.
Saat ini sebagian galangan kapal dialihfungsikan jadi kafe dan restoran. Nah, kamu bisa istirahat sambil makan di sini.
There are no reviews yet.