Description

Dalam catatan sejarah, pelabuhan yang kini disebut Karangantu, adalah pelabuhan internasional yang besar dan amat ramai disinggahi para pedagang mancanegara. Di sini merupakan urat nadinya perekonomian Kesultanan Banten. Karena tempat inilah maka Sultan berani mengubah tipe kerajaan yang dulunya  pegunungan menjadi pesisir, hingga pusat ibukota berpindah dari Girang ke Hilir. Sebuah keputusan Sultan yang amat berani, namun ternyata berhasil memajukan kesultanan hingga menjadi kerajaan yang besar.

Terbayang bagaimana  sibuknya daerah ini saat itu. Perahu-perahu besar berbendera warna-warni lambang negara lain, hilir mudik di sini. Aneka barang jualan berjejer dengan  para pegawai dan awak kapal beragam warna kulit, beragam bahasa, agama, suku bangsa, beraktivitas yang sama di pelabuhan yang konon buka 24 jam ini. Interaksi multi kultur antar mereka di sini, tentunya membuat pola pikir masyarakat lokal menjadi maju, terpicu untuk terus bangkit bergerak maju menggapai kehidupan yang lebih baik ke depan. Wajar jika Kesultanan Banten sebagai penguasa pribumi menjadi berkembang karenanya. Walau tentu ada efek dampak negatif  akibat kerasnya persaingan dagang dan saling menguasai  komonditi perdagangan, di belakang itu.

Kini… Warga menyebutnya sebagai Karangantu. Daerah ini bak kota mati yang hanya  meninggalkan cerita kebesarannya. Namun jangan bersedih dulu, dunia kepariwisataan bisa memanfaatkan kondisi ini menjadi sesuatu  yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga di sekitarnya, dari hanya menjadi nelayan handal.

Video

There are no reviews yet.

Be the first to review “Pulau Tunda”

Your Rating for this listing
Choose to rate