Description
Tahukah anda Pura Langgar, sebuah pura unik yang ada di wilayah kabupaten Bangli. Memang jika anda liburan ke pulau Dewata Bali banyak hal unik yang bisa anda temukan di pulau Seribura ini, ada banyak warisan budaya dan tradisi dari nenek moyang yang merupakan sebuah peninggalan budaya Bali kuno terjaga dengan baik, masyarakat sangat menghargai dan menghormati apa yang diamanatkan oleh leluhur mereka.
Seperti keberadaan sebuah pura unik di pulau Bali, yakni Pura Langgar yang terletak di desa Bunutin, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli ini memiliki kisah yang menarik untuk diketahui. Keberadaan Pura Langgar ini sebagai bukti adanya kerukunan hidup beragama di Bali sudah terpupuk pada masa jaman kerajaan Bali tempo dulu.
Bentuk bangunan Pura Langgar mirip sebuah langgar atau musholla tempat ibadah umat Islam, seperti namanya pura tempat persembahyangan umat Hindu dan terdapat juga langgar (musholla) tempat persembahyangan umat muslim, ini tentu sesuatu hal yang unik dan menarik di Bali ini yang mayoritas penduduknya Hindu.
Warga Hindu di pulau Bali sangat menghargai hal-hal yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan lain. Apalagi tempat ibadah tersebut berada dalam sebuah pura. Jika anda pernah ke Puja Mandala Nusa Dua di Kuta Selatan, di sini 5 buah tempat suci berada dan terletak berdampingan dalam satu areal. Ini membuktikan akulturasi budaya dan kerukunan beragama sangat terjaga baik, dan sebagai simbol harmonisasi kehidupan beragama.
Pura Langgar Atau Pura Penataran Agung Dalem Jawa
Disebut juga sebagai Pura Penataran Agung Dalem Jawa, tempat ini akan memiliki daya tarik sendiri dan tentunya memiliki latar belakang pendirian yang unik juga. Wisata rohani atau ziarah bagi anda umat Muslim yang kebetulan liburan ke Bali, maka Pura Langgar di desa Bunutin, Bangli ini bisa menjadi tujuan jalan-jalan tour berikutnya.
Apalagi di kawasan Kabupaten Bangli terdapat sejumlah objek wisata menarik yang bisa anda kemas dalam paket tour di Bali. Berdekatan dengan pura Langgar ada objek wisata desa Penglipuran, Pura Kehen, serta anda bisa mengatur perjalanan ke air terjun Dusun Yeh Kuning, air terjun Tukad Cepung, objek wisata Kintamani sampai danau Batur.
Keberadaan Pura Langgar atau Pura Dalem Jawa ini, bagaimanapun sejarah berdirinya, bisa menjadi simbol kerukunan Hindu dan Islam di Bali, mengingatkan kita untuk selalu menjaga toleransi antara pemeluk agama lainnya . Pura Langgar ini sering juga dikaitkan dengan pengaruh budaya Islam di kawasan Bangli.
Gaya serta arsitektur bangunan Pura Langgar atau Pura Dalem Jawa, serta pernak-pernik di dalamnya terjadi akulturasi dua budaya berbeda. Bangunan pura terletak di atas kolam yang dipenuhi oleh bunga teratai. Banten upacara (sesajen) yang digunakan dalam persembahan sedikit berbeda, tidak diperbolehkan memakai sarana daging babi, hanya daging ayam dan itik.
Pemotongan hewan kurban juga dilakukan, walaupun bukan seperti umat muslim pemotongan hewan kurban saat Hari Raya Idhul Adha, tetapi disini pemotongan hewan yang berupa godel bang (anak sapi berwarna merah) bertepatan pada hari Tilem (bulan mati) sasih Kawulu sekitar bulan Pebruari tepat 1 bulan sebelum perayaan hari raya Nyepi, anak sapi jantan haruslah berwarna merah dan belum ditelusuk (ditusuk) hidungnya, ini menjadi sebuah budaya dan tradisi unik yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya.
Anak sapi tersebut dikurbankan sebagai perlengkapan sarana upacara pekelem, tujuannya untuk memohon keselamatan warga desa Bunutin. Anak sapi tersebut adalah simbol kesucian, sebelum dipotong, anak sapi tersebut diupacarai dan dituntun mengelilingi areal pura sebanyak 3 kali (mepepada). Upacara tersebut digelar oleh Puri Agung Bunutin Bangli diikuti oleh warga, termasuk umat Muslim.
Pura Hindu, yang juga terdapat langgar tempat beribadah umat muslim tentunya disediakan juga tempat untuk wudhu. Jika bertepatan dengan hari besar masing-masing, seperti saat hari Jumat bagi warga muslim dan saat hari Purnama bagi warga Hindu atau hari besar keagamaan lainnya. Ini adalah sebuah fakta unik di pulau Dewata Bali yang masih jarang diketahui oleh banyak orang.
Dua buah budaya berbeda berbaur menjadi satu, menunjukkan kerukunan dan perdamaian yang sangat patut kita jaga dan lestarikan, sehingga tidak terjadi pertentangan ataupun pertikaian dengan alasan karena beda keyakinan, karena Tuhan tidak menginginkan pertikaian dan semua agama itu baik, cuma cara mereka saja yang berbeda-beda.
Sekilas Sejarah Tentang Pura Langgar
Pura Dalem Jawa ini didirikan oleh I Dewa Mas Wilis yang menjadi penguasa dari kerajaan Bunutin di Bangli, beliau adalah saudara dari pangeran Mas Sepuh dari kerajaan Blambangan yang juga merupakan salah satu wali pitu di Bali. Diceritakan setelah pangeran Mas Sepuh tewas karena serangan pasukan dari kerajaan Mengwi, adiknya I Dewa Mas Wilis sempat menjadi tahanan penjajah Belanda, beliau diasingkan.
Namun dalam perjalanan pengasingan, bisa melarikan diri dan terdampar di pantai Kusamba, jarak yang dekat dengan kerajaan Gelgel, memudahkannya minta perlindungan ke Gelgel. Raja Gelgel yang memiliki ikatan kekerabatan dengan raja Blambangan kemudian memberikan tanah di Bunutin beserta ratusan pengiring, sehingga terbangunlah sebuah puri di Bunutin dengan raja I Dewa Mas Wilis.
I Dewa Mas Wilis memiliki dua istri dari permaisuri memiliki dua orang putra yaitu Ida I Dewa Mas Blambangan dan Ida I Dewa Mas Bunutin, sedangkan dari selirnya terlahir 3 orang putra yaitu I Dewa Wayahan Mas, I Dewa Nyoman Mas dan I Dewa Made Mas dan ketika I Dewa Mas Wilis maka pemerintahan dilanjutkan oleh putranya yaitu Ida I Dewa Mas Blambangan usai penobatan menjadi raja.
Mendadak beliau sakit parah dan tak kunjung sembuh walupun dengan berbagai upaya pengobatan. Menyikapi hal tersebut adik kandung raja yaitu Ida I Dewa Mas Bunutin meminta petunjuk dengan melakukan yoga semadi di Merajan Agung kerajaan, dari sinilah beliau mendapatkan wangsit untuk membangun pelinggih (tempat suci) berupa langgar di pura Merajan Agung.
There are no reviews yet.