Description

Sate bandeng yang dahulu dikelola oleh Hj. Maryam ini termasuk legenda karena sudah menjadi buruan wisatawan sejak 1970. Saat ini, pengelola dari sate bandeng ini adalah cucu dari ibu Hj. Maryam dan anaknya. Semua resep yang dipakai sejak dahulu tetap sama dan tidak berubah. Harga satu buah sate bandeng mulai Rp30.000. Anda bisa makan di tempat karena memiliki warung lalu membeli untuk oleh-oleh keluarga di rumah

Kawasan Serang, Banten yang memiliki kawasan pesisir dikenal dengan kuliner olahan ikannya yang sangat nikmat. Kalau Anda datang ke Serang, hampir di sepanjang jalan banyak pedagang yang menjual olahan ikan laut mulai dari cumi-cumi, ikan bakar, kerang, dan hasil laut segar lainnya. Nah, dari berbagai kuliner olahan ikan yang ada di Serang, ada satu yang sangat terkenal hingga selalu diburu menjadi oleh-oleh, sate bandeng namanya. Kuliner olahan bandeng yang terkenal ini ternyata sudah ada sejak abad ke-16 dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Sate bandeng khas Serang memang sangat unik karena termasuk salah satu sate dengan olahan ikan. Indonesia memang memiliki ratusan jenis sate, tapi mayoritas menggunakan bahan baku daging baik itu sapi, ayam, kambing, hingga kuda dan landak. Sate ikan hanya ada di beberapa daerah saja khususnya Serang, Banten.

Munculnya sate bandeng di Serang terjadi pada abad ke-16 silam. Raja yang memimpin kerajaan ingin mengonsumsi ikan yang konon sangat nikmat dan lembut. Ikan ini dikenal memiliki banyak manfaat dan mudah didapatkan karena nelayan kawasan pesisir Serang sering menangkapnya.

Saat mengolah bandeng, koki kerajaan kebingungan lantara ikan ini banyak memiliki duri halus di tubuhnya. Kalau diolah secara langsung seperti dibakar atau dikukus bisa berbahaya untuk yang makan, terlebih ini petinggi kerajaan. Akhirnya koki kerajaan berinisiatif untuk menghancurkan daging dari ikan dan menarik tulang dan duri.

Daging ikan bandeng dihaluskan lalu disaring agar menyisakan tulang dan duri yang keras. Daging yang sudah halus inilah, koki membuat hidangan dengan mencampur daging dengan rempah lalu menempelkan adonan pada bambu. Selanjutnya adonan dibakar hingga matang.

Hidangan baru yang baru saja dimasak oleh koki ini disukai oleh raja dan petinggi lainnya. Akhirnya sate bandeng yang mirip dengan sate lilit ini menjadi salah satu makanan wajib masyarakat Banten kala itu dan terus diturunkan hingga sekarang.

Setelah berjalan selama puluhan dan ratusan tahun, sate bandeng mengalami beberapa perubahan rasa. Hal ini dilakukan karena selera masyarakat zaman dahulu berbeda dengan masyarakat sekarang. Meski ada perubahan rasa, resep asli masih diturunkan dari generasi ke generasi khususnya di kawasan Kaujon, Kaloran, dan Lontar.

Video

There are no reviews yet.

Be the first to review “Sate Bandeng Hj. Maryam”

Your Rating for this listing
Choose to rate